MENULIS NASKAH UNTUK BERITA TV
I. PENDAHULUAN
Menulis naskah untuk berita di media TV berbeda dengan
menulis naskah berita untuk media cetak. Perbedaan yang sangat mendasar adalah
TV merupakan media audo-visual, sehingga berita yang ditayangkan dapat langsung
dilihat, didengar sekaligus dipahami. Sementara berita pada media cetak hanya
dapat dipahami dengan membaca. Perbedaan lainnya adalah ruang di televisi jauh
lebih terbatas dibandingkan dengan ruang pada media cetak. Impikasi perbedaan
karakteristik kedua ini karenanya menjadi pertimbangan proses menyiapkan dan
membuat naskah berita.
II. PERSIAPAN MEMBUAT NASKAH BERITA DI TV
Membuat
naskah berita di TV harus disiapkan sejak berangkat ke lapangan untuk meliput.
Pada tahap ini kita sebagai reporter harus membeitahukan ide topik yang akan
diliput kepada kamerawan, sehingga kamerawan memperoleh gambaran visual yang
dibutuhkan. Dengan memahami medan dan mengetahui gambaran visual apa yang akan
ditulis untuk naskah berita yang bersangkutan. Bahkan jika kita ingin melakukan
“stand-up” reporting dapat langsung disiapkan dan dilakukan di lapangan.
III. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT NASKAH
BERITA TV
a.
Pre-view kaset hasil liputan di lapangan. Minta kamerawan membuat shot list
gambar-gambar yang diambil.
b.
Catat time code yang gambar penting dan yang terbaik yang akan digunakan untuk
membuat topik berita, termasuk time code wawancara yang akan dimasukkan ke
dalam naskah berita.
A.
Mulailah membuat naskah
berita berdasarkan gambar-gambar yang kita miliki dan berdasarkan pengetahuan /
data yang diperoleh di lapangan.
d. Gunakan wawancara sebagai bagian penting yang
memberi penegasan dalam cerita yang kita buat. Wawancara juga merupakan bukti
keabsahan sumber berita kita. Dengan wawancara sekaligus kita dapat menggambarkan
ekspresi sumber berita, sehingga dapat memberi kesan mendalam bagi pemirsa.
e. Gunakan kalimat yang jelas, singkat dan
efisien (ekonomis kata), sesuaikan dengan gambar, tanpa harus mengulangi apa
yang dapat terlihat pada gambar. Misalnya, “…terdakwa memakai peci dan baju
hijau.” Tidak perlu menjelaskan seperti ini, karena pemirsa sudah dapat melihat
dengan jelas di TV. (Hal ini memungkinkan untuk dilakukan di media cetak).
f.
Jangan gunakan kalimat/ kata-kata yang sumir atau dapat memiliki arti ganda
atau ambivalen.
g. Bahasa yang
digunakan dalam membuat naskah berita TV harus dengan gaya bertutur atau “story
telling”.
h. Jangan membuat opini
pribadi. Naskah hanya memuat fakta dan harus menganut asas berimbang antara
pihak-pihak yang berlawanan.
i. Jangan menulis naskah terlalu “padat”, lebih baik berikan
banyak atmosfir natural sound. Tuangkan ide-ide pokok dalam bentuk
“highlight”. Ide pokok sudah cukup
mewakili untuk sebuah topik berita TV (kecuali data) karena pemirsa dapat
memperoleh gambaran lebih mendalam dengan melihat visual. Sebuah visual akan
berbicara “seribu kata”. Dipastikan gambar dan kualitas suara harus bagus dan
mewakili informasi yang akan disampaikan.
j. Tuangkan data atau angka-angka dalam bentuk table atau
grafik.
k. Penulisan naskah berita harus memperlihatkan sistematika
berfikir.
IV.
PENUTUP
Setelah selesai membuat naskah berita TV sebaiknya evaluasi
naskah secara keseluruhan, apakah informasi yang akan disampaiakan menarik dan
diperlukan. Serta layak disajikan bagi pemirsa. Yang pasti batasan moral dan
kepentingan masyarakat luas harus didahulukan.
Sumber : Thrisna Sanubari Broadcasting School (TSBS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar