Sabtu, 01 Desember 2012

Menulis Naskah Untuk Berita TV


MENULIS NASKAH UNTUK BERITA TV


I. PENDAHULUAN

Menulis naskah untuk berita di media TV berbeda dengan menulis naskah berita untuk media cetak. Perbedaan yang sangat mendasar adalah TV merupakan media audo-visual, sehingga berita yang ditayangkan dapat langsung dilihat, didengar sekaligus dipahami. Sementara berita pada media cetak hanya dapat dipahami dengan membaca. Perbedaan lainnya adalah ruang di televisi jauh lebih terbatas dibandingkan dengan ruang pada media cetak. Impikasi perbedaan karakteristik kedua ini karenanya menjadi pertimbangan proses menyiapkan dan membuat naskah berita.

II. PERSIAPAN MEMBUAT NASKAH BERITA DI TV
Membuat naskah berita di TV harus disiapkan sejak berangkat ke lapangan untuk meliput. Pada tahap ini kita sebagai reporter harus membeitahukan ide topik yang akan diliput kepada kamerawan, sehingga kamerawan memperoleh gambaran visual yang dibutuhkan. Dengan memahami medan dan mengetahui gambaran visual apa yang akan ditulis untuk naskah berita yang bersangkutan. Bahkan jika kita ingin melakukan “stand-up” reporting dapat langsung disiapkan dan dilakukan di lapangan.

III. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT NASKAH BERITA TV
a. Pre-view kaset hasil liputan di lapangan. Minta kamerawan membuat shot list gambar-gambar yang diambil.

b. Catat time code yang gambar penting dan yang terbaik yang akan digunakan untuk membuat topik berita, termasuk time code wawancara yang akan dimasukkan ke dalam naskah berita.

A.    Mulailah membuat naskah berita berdasarkan gambar-gambar yang kita miliki dan berdasarkan pengetahuan / data yang diperoleh di lapangan.

d.  Gunakan wawancara sebagai bagian penting yang memberi penegasan dalam cerita yang kita buat. Wawancara juga merupakan bukti keabsahan sumber berita kita. Dengan wawancara sekaligus kita dapat menggambarkan ekspresi sumber berita, sehingga dapat memberi kesan mendalam bagi pemirsa.

e.  Gunakan kalimat yang jelas, singkat dan efisien (ekonomis kata), sesuaikan dengan gambar, tanpa harus mengulangi apa yang dapat terlihat pada gambar. Misalnya, “…terdakwa memakai peci dan baju hijau.” Tidak perlu menjelaskan seperti ini, karena pemirsa sudah dapat melihat dengan jelas di TV. (Hal ini memungkinkan untuk dilakukan di media cetak).

f. Jangan gunakan kalimat/ kata-kata yang sumir atau dapat memiliki arti ganda atau ambivalen.

g.  Bahasa yang digunakan dalam membuat naskah berita TV harus dengan gaya bertutur atau “story telling”.

h.  Jangan membuat opini pribadi. Naskah hanya memuat fakta dan harus menganut asas berimbang antara pihak-pihak yang berlawanan.

i. Jangan menulis naskah terlalu “padat”, lebih baik berikan banyak atmosfir natural sound. Tuangkan ide-ide pokok dalam bentuk “highlight”.  Ide pokok sudah cukup mewakili untuk sebuah topik berita TV (kecuali data) karena pemirsa dapat memperoleh gambaran lebih mendalam dengan melihat visual. Sebuah visual akan berbicara “seribu kata”. Dipastikan gambar dan kualitas suara harus bagus dan mewakili informasi yang akan disampaikan.

j. Tuangkan data atau angka-angka dalam bentuk table atau grafik.

k. Penulisan naskah berita harus memperlihatkan sistematika berfikir.

IV. PENUTUP
Setelah selesai membuat naskah berita TV sebaiknya evaluasi naskah secara keseluruhan, apakah informasi yang akan disampaiakan menarik dan diperlukan. Serta layak disajikan bagi pemirsa. Yang pasti batasan moral dan kepentingan masyarakat luas harus didahulukan.

Sumber : Thrisna Sanubari Broadcasting School (TSBS)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar